LDII PARADIGMA BARU (Lembaga Dakwah Islam Indonesia)
Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) memiliki Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART), Program kerja dan pengurus mulai dari tingkat Pusat sampai dengan tingkat Desa. LDII sudah tercatat di Badan Kesatuan Bangsa dan perlindungan Masyarakat (Bakesbang & Linmas) Departemen Dalam Negeri.
Berdirinya organisasi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) mulai didirikan pada tanggal 3 Januari 1972 di Surabaya, Jawa Timur dengan nama Yayasan Karyawan Islam (YAKARI).
Pada musyawaroh besar (MUBES) YAKARI tahun 1981, nama YAKARI diganti menjadi Lembaga Karyawan Islam (LEMKARI).
Pada musyawaroh besar (MUBES) LEMKARI tahun 1990, sesuai dengan arahan Jendral Rudini sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) waktu itu, nama LEMKARI yang sama dengan akronim Lembaga Karate-Do Indonesia, diubah menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Dari data-data tersebut bahwa Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) adalah suatu organisasi yang betul-betul resmi dan legal diakui oleh pemerintah yang sah mengikuti peraturan pemerintah nomor. 18 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan.
[1] “Dan hendaklah ada di antara kamu sekalian segolongan yang mengajak kepada kebajikan dan menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung” – [ Q.S. Ali Imron, ayat: 104 ]
[2] “Katakanlah ini lah jalan (agama)-ku, dan orang–orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Maha suci Allah dan aku tiada termasuk golongan orang yang musyrik” – [ Q.S. Yusuf, ayat:108 ];
[3] “Serulah (semua manusia) kepada jalannya Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan yang lebih baik” – [ Q.S. An-Nahl, ayat 125 ].
Untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi, Lembaga Dakwah Islam Indonesia mempunyai Visi sebagai berikut:
“Menjadi organisasi dakwah Islam yang profesional dan berwawasan luas, mampu membangun potensi insani dalam mewujudkan manusia Indonesia yang melaksanakan ibadah kepada Allah, menjalankan tugas sebagai hamba Allah untuk memakmurkan bumi dan membangun masyarakat madani yang kompetitif berbasis kejujuran, amanah, hemat, dan kerja keras, rukun, kompak, dan dapat bekerjasama yang baik”
Sejalan dengan visi organisasi tersebut, maka misi Lembaga Dakwah Islam Indonesia adalah:
“Memberikan konstribusi nyata dalam pembangunan bangsa dan negara melalui dakwah, pengkajian, pemahaman dan penerapan ajaran Islam yang dilakukan secara menyeluruh, berkesinambungan dan terintegrasi sesuai peran, posisi, tanggung jawab profesi sebagai komponen bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”
Untuk pencapaian MISI LDII tersebut akan dilakukan dengan strategi sebagai berikut:
[1] Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia dan meningkatkan kualitas sumberdaya pembangunan yang memiliki etos kerja produktif dan professional, yang memiliki kemampuan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berwawasan lingkungan, dan berkemampuan manajemen;
[2] Memberdayakan dan menggerakkan potensi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemampuan untuk beramal sholih melakukan pengabdian masyarakat di bidang sosial budaya, ekonomi dan politik;
[3] Menumbuhkembangkan kegiatan usaha dan kegiatan kewirausahaan dalam rangka pembenahan ekonomi umat sesuai tuntutan kebutuhan, baik pada sektor formal maupun informal melalui usaha bersama dan usaha koperasi, serta bentuk badan usaha lain;
[4] Mendorong pembangunan masyarakat madani [civil society] yang kompetitif, dengan tetap mengembangkan sikap persaudaraan [ukhuwwah] sesama umat manusia, komunitas muslim, serta bangsa dan negara, sikap kepekaan dan kesetiakawanan sosial, dan sikap terhadap peningkatan kesadaran hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta membangun dan memperkuat karakter bangsa;
[5] Meningkatkan advokasi, penyadaran dan pemberdayaan masyarakat tentang pentingnya supremasi hukum, kewajiban azasi manusia [KAM], hak azasi manusia [HAM], dan tanggung-jawab azasi manusia [TAM] serta penanggulangan terhadap ancaman kepentinganpublik dan perusakan lingkungan
[6] Meningkatkan advokasi, penyadaran dan pemberdayaan masyarakat tentang pentingnya supremasi hukum, kewajiban azasi manusia [KAM], hak azasi manusia [HAM], dan tanggung-jawab azasi manusia [TAM] serta penanggulangan terhadap ancaman kepentinganpublik dan perusakan lingkungan
TUJUAN, SASARAN, INDIKATOR
Sesuai dengan visi, misi, tugas pokok dan fungsinya, maka tujuan LDII adalah:
“Meningkatkan kualitas peradaban, hidup, harkat dan martabat kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta turut serta dalam pembangunan manusia Indonesia sutuhnya, yang dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa guna terwujudnya masyarakat madani yang demokratis dan berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila, yang diridhoi Allah Subhanahu Wa ta’ala.”
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka ditetapkan sasaran sebagai berikut:
[1] Meningkatnya kegiatan dakwah Islam secara merata di seluruh tanah air;[2] Meningkatnya kualitas hidup masyarakat Islam secara merata;[3] Meningkatnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Islam secara merata;[4] Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia masyarakat Islami;[5] Meningkatnya partisipasi masyarakat Islam dalam berbagai program pembangunan bangsa dan negara;[6] Meningkatnya kerukunan beragama dan kesetia-kawanan sosial.
Indikator dari masing-masing sasaran sebagai ukuran pencapaian antara lain:
[1] Indikator meningkatnya kegiatan dakwah Islam secara merata di seluruh tanah air;[2] Indikator meningkatnya kualitas hidup masyarakat Islam secara merata;[3] Indikator meningkatnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Islam secara merata;[4] Indikator meningkatnya kualitas sumberdaya manusia masyarakat Islami;[5] Indikator meningkatnya partisipasi masyarakat Islam dalam berbagai program pembangunan bangsa dan negara;[6] Indikator meningkatnya kerukunan beragama dan kesetiakawanan sosial.
Selama ini jajaran pimpinan LDII telah mengupayakan agar organisasi ini berpartisipasi aktif dalam pembangunan di Indonesia, bukan saja pada klaster atau bidang keagamaan dan dakwah saja yang menjadi ruang lingkupnya (core competence-nya), tetapi juga merambah ke tujuh klaster lainnya yaitu kebangsaan, ekonomi, pendidikan, teknologi digital, kesehatan, energi, dan pangan.Pertama, Pada bidang keagamaan, LDII terus mengupayakan agar dakwah Islam merupakan hak setiap ummat Islam. Dengan demikian, LDII perlu memberi perhatian kepada kelompok-kelompok masyarakat marjinal yang selama ini kurang diperhatikan, seperti masyarakat di daerah terpencil dan perbatasan, penderita tuna rungu dan disabilitas lainnya, penderita kusta, dan narapidana.Kedua, Pada bidang kebangsaan, LDII akan terus mengupayakan bahwa Bahasa Indonesia merupakan aset pemersatu bangsa. Oleh karena itu, Bahasa Indonesia perlu terus dibina dan dikembangkan.Ketiga, Pada bidang pendidikan, LDII akan terus membantu pemerintah dalam membangun sistem pendidikan yang fokus pada pendidikan karakter “Profesional Religius”, yang mengkombinasikan moral character dan performance character yang bersumber dari ajaran agama Islam dan nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia. Insya Allah dalam waktu dekat LDII akan segera melaunching platform pendidikan yang diberi nama Pondok Karakter.Keempat, pada bidang kesehatan, LDII akan terus mendorong program program pemerintah dalam penggunaan obat herbal, berdampingan dengan penggunaan obat konvensional, sehingga obat herbal bukan sebagai komplementary atau pelengkap, melainkan menjadi obat yang memiliki khasiat tersendiri.Kelima, pada bidang energi baru dan terbarukan, LDII akan terus mendorong agar energi baru dan terbarukan ini dapat terus dikembangkan dan dimanfaatkan, mengingat potensinya yang sungguh sangat massif di Indonesia, dan hingga saat ini, masih kurang dioptimalkan.Keenam, pada bidang perekonomian, LDII akan terus mendorong bahwa perekonomian seyogyanya disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan yang dapat diwujudkan melalui pengembangan ekonomi syariah, yang lebih menekankan kerjasama, bukan melulu persaingan bebas dalam mekanisme ekonomi pasar.Ketujuh, pada bidang penggunaan teknologi digital yang di Indonesia sangat massif dewasa ini, menjangkau seluruh lapisan masyarakat, maka LDII akan terus mengupayakan agar penggunaan teknologi digital hendaknya lebih diarahkan pada hal-hal yang sifatnya produktif dan positif, bukan hanya pada yang konsumtif. Dengan demikian, sisi negatif dari teknologi digital ini dapat dieliminir.Kedelapan, pada bidang pangan, LDII mendorong agar Indonesia dapat mewujudkan ketahanan pangan. Untuk itu, lahan-lahan tidur yang tidak produktif seperti lahan gambut supaya diinovasi agar dapat menjadi lahan yang produktif, yang pada gilirannya dapat mewujudkan kemandirian pangan di Indonesia.
Memulai bisnisnya dengan aplikasi pemesanan taksi pada 2012
Di bawah tangan dinginnya, Grab menjelma sebagai perusahaan teknologi mobile terpandang di Asia Tenggara, dengan memanfaatkan data dan teknologi untuk meningkatkan bisnis, mulai dari transportasi hingga pembayaran dan logistik.
Dalam menjalankan bisnisnya, Grab menggandeng pemerintah, mitra pengemudi, penumpang, dan LSM.
"Kami memulai sebagai aplikasi pemesanan taksi pada tahun 2012, namun telah memperluas platform produk kami," tulis Grab.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Selain GrabCar, GrabBike, dan GrabExpress, Anthony juga telah meluncurkan layanan berbagi tumpangan (GrabHitch), layanan berbagi tumpangan sesuai permintaan (GrabShare), dan pembayaran elektronik (GrabPay).
Layanan Grab telah ditawarkan di berbagai kota di Singapura, Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand dan Vietnam.
"Pusat teknik kami di Beijing, Seattle dan Singapura memainkan peran penting dalam mendorong inovasi berkelanjutan di Grab untuk melayani Asia Tenggara dengan lebih baik," tulis Grab.
Kekayaannya tembus Rp12,24 triliun di 2021
Melansir Forbes, Anthony memiliki kekayaan sebesar 790 juta dolar AS di 2021, yang bila dirupiahkan setara Rp12,24 triliun dengan mengacu kurs Rp15.500 per dolar AS.
Kekayaan tersebut melonjak signifikan dibandingkan 380 juta dolar AS di 2019, dan 300 juta dolar AS di 2018. Dengan kekayaan di 2021, dia berhasil bertengger di urutan 47 dari 50 orang terkaya di Singapura pada tahun tersebut.
Jakarta, IDN Times - Grab sudah sangat familiar di Indonesia sebagai platform layanan on demand. Ini adalah platform yang memungkinkan pengguna untuk memesan layanan atau produk secara instan melalui aplikasi.
Kamu pasti tidak asing lagi dengan GrabCar, GrabBike, GrabFood, hingga GrabExpress yang merupakan layanan pengiriman barang dan paket yang cepat.
Perusahaan tersebut dimiliki oleh Anthony Tan. Pria berkewarganegaraan Singapura itu menjabat sebagai Group CEO dan Co-Founder Grab.
Baca Juga: Grab Salurkan Rp 16,2 Miliar Hibah untuk Ribuan Mitranya
Berpengalaman di industri otomotif
Melansir dokumen resmi Grab, disebutkan bahwa asal-usul Anthony di industri otomotif sangat kuat, yang mana kakek buyutnya adalah seorang pengemudi taksi.
Sebelum mendirikan Grab, Anthony adalah Kepala Rantai Pasok dan Pemasaran di Tan Chong Group. Perusahaan bergerak pada perakitan dan distribusi kendaraan bermotor dan kendaraan komersial, layanan purna jual dan suku cadang, pendidikan, perdagangan, dan layanan keuangan terkait motor seperti sewa beli, produk dan layanan asuransi, sewa guna usaha, dan langganan, baik di dalam maupun di luar negeri.
"Dia mengepalai logistik dan menciptakan afinitas merek untuk merek-merek otomotif di bawah grup tersebut," tulis dokumen Grab.
Sebelum meniti kariernya, Anthony menempuh pendidikan dan memperoleh kelulusan dengan gelar Bachelor of Arts dengan predikat Honours di bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik dari University of Chicago.
Dia juga memiliki gelar Master of Business Administration (MBA) dengan predikat Honours dari Harvard Business School.
"Anthony memiliki gaya kepemimpinan yang langsung dan sering bepergian ke Asia Tenggara untuk menginspirasi dan berjuang bersama timnya di lapangan," tulis Grab.
Baca Juga: Grab Bakal PHK 1.000 Karyawannya, Badai Terbesar sejak Pandemik
Grab sempat dituding dukung Israel
Dilansir South China Morning Post, Chloe Tong, istri CEO Grab, membagikan foto-foto perjalanan keluarganya ke Israel pada Juli 2023 di Instagram, dan mengatakan bahwa dia sangat terpukul dengan apa yang terjadi di negara tersebut.
Grab menanggapi berita tersebut dengan mengatakan bahwa pihaknya berpihak pada kemanusiaan dan harapan akan perdamaian dan gencatan senjata, tanpa menyebutkan salah satu pihak yang berkonflik.
Tong juga sudah mengklarifikasi bahwa unggahannya di Instagram tersebut bersifat pribadi dan dibuat sebelum dia mendapatkan gambaran lengkap mengenai apa yang terjadi di sana.
Grab Indonesia donasikan Rp3,5 miliar untuk korban konflik Gaza
Sementara itu, Grab Indonesia bersama OVO mendonasikan dana kemanusiaan sebesar Rp3,5 miliar untuk membantu korban konflik yang terdampak di Gaza (Palestina).
Bantuan tersebut akan disalurkan melalui BenihBaik.com, platform crowdfunding dan CSR marketplace independen di Indonesia.
“Kami berharap bantuan ini dapat turut meringankan penderitaan korban konflik di Gaza, agar dapat dimanfaatkan sesuai yang dibutuhkan di lapangan,” jelas Neneng Goenadi, Country Managing Director, Grab Indonesia.
Grab dan OVO tidak akan pernah mendukung tindakan apa pun yang tidak mengindahkan perikemanusiaan dan perikeadilan. Kami tidak mengambil sikap netral dalam perlindungan kemutlakan hak asasi manusia, dan mendukung segala upaya untuk menciptakan perdamaian yang nyata dan adil.
Baca Juga: Keren! Grab Luncurkan Taksi Online Khusus Perempuan